Gambaran umum
1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki luas wilayah daratan sebesar
1.445,32 km2 meliputi 11 (Sebelas) wilayah kecamatan yang terdiri dari
173 (Seratus Tujuh Puluh Tiga) desa dan 2 (Dua) kelurahan. Kecamatan
– kecamatan dimaksud adalah Kodi Balaghar, Kodi Bangedo, Kodi, Kodi
Utara, Wewewa Utara, Wewewa Selatan, Wewewa Timur, Wewewa Barat,
Wewewa Tengah, Loura dan Kota Tambolaka.
Kecamatan Kodi Utara memiliki luas wilayah paling besar yakni 243,82
km2 atau 16,87% dari luas wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya,
selanjutnya urutan kedua adalah Kecamatan Wewewa Selatan yakni
174,14 km2 atau 12,05 % dari luas wilayah Kabupaten Sumba Barat
Daya, sedangkan kecamatan yang memiliki luas terkecil yakni
Kecamatan Wewewa Utara dengan luas wilayah 63,26 km2 atau 4,38%
Batas wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya meliputi:
Sebelah Utara : Selat Sumba
Sebelah Selatan : Samudera Hindia
Sebelah Timur : Kabupaten Sumba Barat
Sebelah Barat : Samudera Hindia
2. Letak dan Kondisi Geografis
a. Posisi astronomis
Secara astronomis wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya terletak
antara koordinat 9º,18’-10º, 20’ LS (Lintang Selatan) dan 118º,55’-
120º,23’ BT (Bujur Timur). Secara geografis tepat berada diantara
9018’01” Lintang Selatan dan 1800 55’-1200 23 Bujur Timur.
b. Posisi geostrategis
Kabupaten Sumba Barat Daya terletak di bagian ujung barat Pulau
Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
3. Topografi
a. Kemiringan lahan
Meizer dan Pfeiffer (1964) membagi dataran Sumba dalam 7 (Tujuh) jenis
topografi, karena pembagiannya sangat sulit diamati maka untuk
mempermudah pengamatan pembagian wilayah topografi dibuat dalam
5 (Lima) kelompok sebagai berikut:
(1) Wilayah gunung ditandai dengan kemiringan yang tinggi, wilayah ini
meliputi Gunung Tanadaro
(2) Wilayah perbukitan ditandai dengan kemiringan yang lebih rendah
dari wilayah gunung
(3) Wilayah undukan dekat laut ditandai undukan dan jurang yang
curam sepanjang pantai selatan
(4) Wilayah datar yang cukup luas dan dikelilingi bukit seperti dataran
Anakalang
(5) Wilayah dataran aluvial ditandai oleh dataran yang agak sempit
sekitar sungai
b. Ketinggian lahan
Ketinggian wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya berkisar antara 0 –
850 meter di atas permukaan laut. Luasan wilayah dengan ketinggian 0
– 300 meter sebesar 842,66 km2 atau 58,30%, yang tersebar pada
Kecamatan Kodi Bangedo, Kodi Balaghar, Kodi, Kodi Utara, Loura dan
RPJMD Kabupaten Sumba Barat Daya 2019 – 2024 14
Kota Tambolaka serta sebagian Kecamatan Wewewa Utara, sedangkan
luasan wilayah dengan ketinggian 300 – 850 meter sebesar 602,66 km2
atau 41,70%, yang tersebar pada Kecamatan Wewewa Selatan, Wewewa
Barat, Wewewa Timur dan Wewewa Tengah serta sebagian Kecamatan
Wewewa Utara.
4. Geologi
Karakteristik tanah di wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya terbentuk
dari batuan gamping koral yang relatif masih muda, hal ini terlihat dari
kecenderungan tanah yang bervariasi yakni campuran antara batu
gamping, batu gamping lempungan, sisipan napal pasiran dan napal
tufan sehingga karakteristik tanah tersebut cenderung asam, netral, dan
basa. Sementara pada kawasan pantai didominasi oleh farmasi
kaliangga yang terbentuk struktur lapisan batu gamping terumbu.
Kondisi hidrologi di Kabupaten Sumba Barat Daya sangat dipengaruhi
oleh 3 (Tiga) sumber air tanah, yaitu air tanah bebas, air tanah tertekan
dan air permukaan tanah. Air tanah bebas yaitu sumber air tanah yang
mengikuti kondisi morfologi tanah, sedangkan air tanah tertekan
terletak jauh di dalam tanah dengan lapisan yang kedap air. Sebagian
besar penduduk di Kabupaten Sumba Barat Daya menggunakan air
permukaan. Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki 6 (Enam) buah
sungai dengan panjang yang bervariasi, yang terletak di empat
RPJMD Kabupaten Sumba Barat Daya 2019 – 2024 15
kecamatan yaitu Sungai Pola Pare dan Sungai Wai Ha dengan panjang
18 km dan 9 km di Kecamatan Kodi Balaghar, Sungai Wee Wagha dan
Sungai Wee Lamboro dengan panjang masing-masing 10 km terletak di
Kecamatan Wewewa Selatan, Sungai Wee Kalowo dengan panjang 7 km
di Kecamatan Wewewa Timur dan Sungai Loko Kalada sepanjang 16 km
yang terletak di Kecamatan Loura.
5. Klimatologi
Seperti halnya di tempat lain di Indonesia, di Kabupaten Sumba Barat
Daya dan Provinsi Nusa Tenggara Timur hanya dikenal 2 (Dua) musim
yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni sampai
dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak
mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau.
Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin
banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera
Pasifik, sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti
setiap setengah tahun, setelah melewati masa peralihan pada bulan
April – Mei dan Oktober – November. Walaupun demikian, mengingat
Kabupaten Sumba Barat Daya dan umumnya Provinsi Nusa Tenggara
Timur lebih dekat dengan Australia, mengakibatkan arus angin yang
banyak mengandung uap air dari Asia dan Samudera Pasifik, sampai di
wilayah Sumba Barat Daya kandungan uap airnya sudah berkurang,
sehingga mengakibatkan hari hujan di Kabupaten Sumba Barat Daya
lebih sedikit dibandingkan dengan wilayah lain yang lebih dekat dengan
Asia. Temperatur rata – rata di wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya
berkisar antara 21ºC- 34ºC. Temperatur udara rata – rata sekitar 30ºC.
Temperatur udara tertinggi 33,7ºC terjadi pada bulan November,
sedangkan terendah 21,5ºC terjadi pada bulan Agustus.
6. Penggunaan Lahan
Tata guna lahan di Kabupaten Sumba Barat Daya dalam 3 (Tiga) tahun
terakhir didominasi oleh lahan irigasi, tadah hujan, kebun/tegalan,
pekarangan, ladang/huma dan lahan tidur. Pada tahun 2018 potensi
lahan sawah mencapai 6.716,76 Ha. Pada tahun 20181 potensi
penggunaan lahan seluas 140.747 Ha atau 97,38% dari luas wilayah
Kabupaten Sumba Barat Daya yang penggunaannya dapat dirinci
sebagai berikut:
1. Lahan kebun/tegalan seluas 50.936 Ha;
2. Lahan pekarangan seluas 11.824 Ha;
3. Lahan yang digunakan untuk ladang/huma seluas 5.061 Ha;
4. Lahan penggembalaan seluas 7.616 Ha;
5. Lahan sementara tidak ditanami seluas 8.141 Ha;
6. Kawasan hutan rakyat seluas 5.857 Ha;
7. Kawasan hutan negara seluas 5.730 Ha;
8. Lahan perkebunan seluas 32.372 Ha;
9. Lahan tidur seluas 13.210 Ha.