Bupati SBD Lepas Pelari Maraton di Lapangan Galatama
Tambolaka, Kominfo – Bupati Sumba Barat Daya (SBD), dr. Kornelius Kodi Mete melepas secara resmi pelari maraton 300 kilometer yang ditandai dengan mengangkat bendera di Lapanga Galatama depan rumah jabatan Bupati SBD Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jumat (19/5/2023)
Pelari maraton berjumlah 6 orang yang terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan dengan jarak tempuh 300 kilometer selama 3 hari yang dibagi oleh 6 Pelari maraton dimana satu Pelari maraton harus menempuh jarak 50 kilometer. Pelari maraton start dari lapangan Galatama Tambolaka dan akan finish di Waingapu Kabupaten Sumba Timur pada minggu(21/5/2023).
Pelepasan pelari maraton oleh Bupati SBD disaksikan oleh Wakil Bupati SBD, Marten Crhistian Taka, S.Ip; Asisten Kesejahteraan Rakyat, Christofel Horo, SH; Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Drs. Dominggus Bulla, M.Si; para pimpinan perangkat OPD, pelajar siswa-siswi SMK Pancasila dan seluruh tamu undangan.
Bupati SBD, dr. Kornelius dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada WVI yang sudah menghadirkan pelari yang hebat dalam rangka penggalangan dana untuk membangun fasilitas penampung air bersih demi dan untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten SBD.
“Tentunya ini merupakan suatu momen yang sangat baik untuk mendukung program pemerintah Kabupaten SBD yakni program tujuh jembatan emas yang termasuk salah satunya adalah Desa berair. Karena ketersediaan air bersih untuk masyarakat Kabupaten SBD masih terbatas, oleh karena itu air merupakan faktor utama untuk mengantarkan masyarakat SBD pada tanah terjanji yaitu “Loda Wee Maringi Pada Wee Malala””, ujarnya.
Area Program Manager WVI Klaster Sumba, Ventia Sabathini E.P kepada media mengatakan bahwa latar belakang diadakan iven ini untuk mendukung visi dan misi pemerintah Kabupaten SBD yakni program tujuh jembatan emas dimana salah satu komponennnya itu adalah ketersediaan air bersih yang bisa digunakan oleh seluruh masyarakat. Karena kebutuhan air bersih sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat khususnya anak balita.
Beberapa waktu yang lalu kami melakukan pendampingan di Desa dan menemukan beberapa anak yang mengalami gizi kurang dan kami memberikan pelayanan yang terbaik, namun ada beberapa anak beberapa anak yang sama sekali belum bisa keluar dari permasalahan gizi tersebut. Setelah ditelusuri ada anak mengalami sakit baik itu diare dan juga ada yang muntaber, dan penyebabnya adalah lingkungan kurang bersih dan juga kekurangan air bersih.
“Sehingga kami berinisiatif untuk penggalangan dana melalui iven lari maraton untuk dapat membangun fasilitas air bersih untuk menunjang kebersihan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat agar anak-anaknya terbebas dari gizi buruk dan juga gizi kurang. Karena kalau mengalami gizi kurang dan buruk, maka anak itu akan masuk dalam kategori sunting”, ungkapnya. *** (MC. Kabupaten SBD/Isto)